Selasa, 17 Maret 2009

KISAH SUFI




Kehebatan Lelaki Sejati



"TUANKU, engkau bisa berjalan di atas air!" murid-muridnya berkata dengan penuh kekaguman kepada Bayazid Al-Busthami.
"Itu bukan apa-apa. Sepotong kayu juga boleh," Bayazid menjawab.
"Tapi engkau bisa juga terbang di angkasa?."
"Demikian juga burung-burung itu," tunjuk Bayazid ke langit.
"Engkau juga mampu bepergian ke Ka’bah dalam semalam?."
"Setiap pengelana yang kuat pun akan mampu pergi dari India ke Demavand dalam waktu satu malam," jawab Bayazid.
"Kalau begitu, apa kehebatan seorang lelaki sejati?" murid-muridnya ingin tahu.
"Lelaki sejati," jawab Bayazid, "adalah mereka yang mampu melekatkan hatinya tidak kepada sesuatu pun selain Tuhan."Q




Pilihan yang Tepat



PADA suatu hari, Raja menaburkan wang untuk semua budaknya. Para budak saling berebut dan berlomba untuk mendapatkan wang tersebut kecuali seorang budak perempuan hitam yang buruk rupa itu. Ia tetap diam dan hanya memandang wajah Baginda. Raja merasa amat kehairanan dan bertanya, Mengapa kau diam saja? Ikutlah bersama teman-temanmu memperebutkan wang.
Budak itu menjawab, Wahai Baginda khalifah, jika semua budak berlomba untuk mendapatkan wang taburan Baginda, maka yang hamba impikan berbeda dengan mereka. Yang hamba angankan bukan wang taburan itu tapi yang hamba inginkan adalah sang pemilik wang taburan itu.
Mendengar jawaban budak itu, Raja Harun tercengang dan merasa takjub. Karena rasa kagumnya, ia jadikan budak itu sebagai permaisurinya.
Berita perkawinan seorang raja dengan budaknya tersebar kepada para pejabat lainnya. Mereka semua mencemooh Raja Harun dan mencela Raja yang mempersunting seorang budak hitam.
Raja mendengar semua cemoohan ini, ia lalu mengumpulkan semua pejabat itu dan menegur mereka.Kemudian Raja memerintahkan untuk mengumpulkan semua budak di negerinya. Ketika semua budak telah berkumpul di hadapan Raja, Raja memberikan kepada masing-masing budak segelas berlian untuk dihancurkan.
Namun, semua budak menolak pemberian itu. Kecuali si budak hitam yang buruk rupa itu. Tanpa ragu, gelas itu diterima dan ia pecahkan. Menyaksikan hal ini, para pejabat itu berkata, Lihatlah budak hitam yang berperilaku sangat menjijikan ini!
Raja lalu menoleh ke arah budak hitamnya dan bertanya, Mengapa kau hancurkan gelas itu? Budak hitam menjawab, Aku lakukan hal ini karena perintahmu.
Menurut pendapat hamba, jika gelas ini aku pecahkan, berarti aku telah mengurangi perbendaharaan Khalifah. Tapi jika hamba tidak lakukan perintah Tuan, berarti aku telah melanggar titah Khalifah. Bila gelas ini hamba hancurkan, hamba pastilah seorang yang gila.
Namun bila gelas ini tidak hamba pecahkan, berarti hamba telah melanggar perintah Khalifah. Bagiku, pilihan yang pertama lebih mulia daripada yang kedua. Mendengar jawaban yang singkat itu, semua pejabat yang hadir di tempat itu tercengang dan mengakui kecerdasan budak hitam itu. Akhirnya mereka menaruh hormat kepadanya dan memahami mengapa sang Khalifah jatuh hati kepadanya.Q




MALU



Rasulullah SAW bersabda:
"Malulah kalian di hadapan Allah dengan malu yang sesungguhnya." Para sahabat berkata, "Kami, sudah merasa malu wahai Nabi Allah, dan segala puji bagiNya." Lalu beliau bersabda, "Itu bukan malu yang sesungguhnya. Orang yang hendak malu dengan sesungguhnya di hadapan Allah swt, hendaklah menjaga pikiran dan bisikan hatinya, menjaga perut dan apa yang dimakannya dan hendaklah ia mengingat mati serta fitnah kubur. Orang yang menghendaki akhirat hendaknya meninggalkan perihiasan duniawi. Orang yang melakukan semua ini berarti memiliki malu yang sesungguhnya di hadapan Allah." (HR. Tirmidzi dan Hakim).
Ada lima tanda celaka manusia: Hati yang keras; mata yang bengis; tidak ada rasa malu; hasrat terhadap dunia; dan lamunan yang tak terhingga. (Al-Fudhail bin ‘Iyadh).
HambaKu telah memperlakukan Aku dengan tidak adil. Ia berdoa kepadaKu dan Aku merasa malu jika tidak mengabulkan doanya. Tapi ia terus bermaksiat kepadaKu tanpa merasa malu kepadaKu. (Firman Allah dalam salah satu Kitab Allah)
Malu adalah mengerutnya hati manusia untuk mengagungkan kebesaran Allah.(Kata salah seorang sufi)
Ketika aku sholat dua rekaat, tiba-tiba aku mebatalkannya, karena aku merasa malu dihadapan Allah seperti seorang pencuri yang tertangkap basah.
(Abu Bakr al-Warraq) Q




KEBEBASAN





KEBEBASAN berarti sang hamba bebas dari belenggu sesama makhluk; bahwa kekuasaan makhluk tidak berlaku atas dirinya. Kebebasan yang benar, tandanya adalah tersingkirnya bentuk pembedaan dalam jiwanya, sehingga seluruh fenomena duniawi sama di hadapannya. (Abul Qasim al-Qusyairi).
Orang yang datang ke dunia ini dalam keadaan merdeka dan bebas, maka ia pun akan datang ke akhirat dengan bebas pula. (Abu Ali ad-Daqqaq)
"Tahukan Allah itu Maha Penyayang?" tanya seseorang kepada Abu Bakr asy-Syibli, "Tentu. Tetapi karena aku sudah tahu bahwa Allah Maha Penyayang, maka aku tidak pernah memohon kepada-Nya agar menyayangi-Ku. Dan tahap kebebasan sungguh mulia!". (Abu Bakr asy-Syibli)
Janganlah bersahabat kecuali dengan manusia-manusia yang mulia dan bebas. Sebab ia hanya mendengar, namun tidak banyak bicara." (Hikmah Sufi)
Engkau tidak akan menvcapai kebebasan sejati selama masih ada sisa-sisa duniawi dalam hakikat ubudiyahmu. (Al-Junaid al-Baghdady). Q




SAHABAT



SULTANUL Auliya Syekh Abul Hasan Asy-Syadzily berkata:
Janganlah engkau bersahabat dengan orang yang mementingkan dirinya atas dirimu, karena hal itu tercela. Dan janganlah bersahabat dengan orang yang mementingkan dirimu dibanding dirinya, karena hal itu tidak langgeng. Bersahabatlah dengan orang yang apa bila menyebut, ia berdzikir kepada Allah. Allah mengganti dengan dzikir itu apabila mendapatkan kekosongan, dan Allah mecukupkan manakala ia mendapatkan penyaksian. Dzikirnya merupakan cahaya hati, dan penyaksiannya adalah kunci keghaiban. Hendaknya, tujuanmu adalah Allah, dan mencintai kematian bersama setiap kaum.
Engkau jangan memperpanjang angan-angan, dan jangan pula menyertai orang yang tidak memiliki sifat seperti itu. Jika engkau mensahabatinya janganlah meratap. Cegahlah pada awal langkah, dan lakukanlah dengan cara yang baik sepanjang bersahabat denganmu.
Bersahabat dengan Allah adalah melalui pengekangan syahwat dan keinginan-keinginan. Seorang hamba tidak akan sampai kepada Allah SWT. sementara pada dirinya masih disertai oleh syahwat dan keinginan-keinginan hasrat nafsunya. Q


Tidak ada komentar:

Posting Komentar